High Recomended to read…

on Selasa, 30 Juni 2009

Dalam hidup ini saya telah mengalami banyak hal ; suka, duka..
Saya banyak mendapat mujizat yang luar biasa dari Tuhan, namun saya juga banyak mendapat cobaan dari Tuhan.


Beberapa waktu lalu terlintas dalam hati saya, bahwa Tuhan begitu baik kepada saya. Berulang-ulang kali saya menyakiti hati-Nya tetapi Tuhan tetap mengampuni dan mengasihi saya. Tetapi pertanyaannya; sampai kapan saya akan mengulang-ulang kesalahan saya, menyakiti hati Tuhan?
Saya pernah memiliki seorang kekasih yang sangat saya sayangi, bahkan saya menyayanginya melebihi diri saya sendiri. Saya berpikir apapun akan saya lakukan untuk membuatnya bahagia. Kalau Anda pernah mengalami jatuh cinta pasti tahu persis bagaimana rasanya kan … . Berbagai hal telah saya lakukan untuk membuatnya bahagia, dengan kata lain kebahagiaan saya adalah jika saya dapat membuatnya saya bahagia. Namun setelah beberapa bulan kami berhubungan, kekasih saya yang baru pindah kerja, mendapat banyak teman baru dari tempat kerjanya, saya merasa semakin jauh dengan dia. Dia lebih sering pergi sendiri dengan teman-temannya hingga larut malam. Disaat saya mengkhawatirkan keadaannya, dia malah merasa saya tidak memberi kebebasan. Bahkan suatu hari kekasih saya berkata bahwa kalau sering ketemu akan membuat bosan hingga dia harus mencari hiburan dengan teman-temannya. Hal ini membuat hati saya benar-benar hancur… sangat hancur… jantung serasa berhenti berdetak saat mengingat hal itu.

Bagi Tuhan, kita adalah seperti seorang kekasih. Tuhan menyayangi kita hingga rela mati, tidak hanya itu bahkan Ia rela disiksa terlebih dahulu sebelum menyerahkan nyawa-Nya untuk menggatikan kita. Tapi apa yang telah kita perbuat setelah begitu banyak kebaikan dan kemurahan Tuhan yang telah kita terima? Tepat sekali… seringkali kita bosan melayani Tuhan, jenuh baca Alkitab, bahkan kita selingkuh terhadap illah - illah lain. Kesenangan duniawi seringkali menjauhkan kita dari hadirat Tuhan. Kebahagiaan semu seringkali menjadi pilihan kita untuk mengatasi kebosanan. Cinta Tuhan terhadap kita jauh.. bahkan sangat jauh lebih besar daripada cinta saya terhadap kekasih saya. Jika saya dengan cinta sekecil itu dihadapan Tuhan merasa sangat terpukul dengan perlakuan kekasih saya, apalagi Tuhan…betapa dalam rasa sakit yang Allah kita rasakan setiap kali kita menyakiti-Nya.

Sering kita melihat film paskah saat Tuhan Yesus disalibkan, apa yang kita lakukan?
Beberapa dari kita mungkin menangis saat Dia diseret, dicambuk sambil memikul salib.
Bahkan seringkali kita mungkin berkata betapa jahat orang-orang yang terus mencambuk, mengolok-olok, meludahi, menghujat dan menyalibkan Yesus…..

Tapi saya ingin kita cek lebih teliti dan lebih detail lagi, apakah diri kita lebih baik dari orang-orang itu? Memang kita tidak melukai Tuhan secara fisik, tetapi di alam roh, berapa kali kita telah mencambuk, menyayat hati Tuhan? Seringkali kita menggerutu, bahkan nekad melukai hati Tuhan hanya untuk kepuasan daging kita yang semu itu? Berapa kali kita mengulang-ulang kesalahan tersebut ? berapa kali kita telah mencabik hati Tuhan ?
Jadi…. Apakah kita lebih baik dari orang² yang telah menyalibkan Tuhan - yang kita anggap jahat itu ???

Memang lebih mudah melihat kesalahan orang lain daripada diri kita sendiri. Saya juga pernah merasa bahwa saya sudah cukup menjadi anak Tuhan yang baik. Tapi setelah saya cek lebih detil, jauh kedalam hati… saya menangis… saya sadar bahwa saya tidaklah lebih baik daripada orang-orang yang telah menyiksa dan menyalibkan Tuhan. Disaat saya menuruti daging dan tidak mau memikul salib-Nya.. disaat itu pula saya saya telah membuat Tuhan Yesus tersalib kembali. Saya bahkan merasa ngeri dengan diri saya sendiri, betapa besar pengorbanan Tuhan hingga Dia meyerahkan nyawa-Nya… tapi hanya karena bosan, menuruti keinginan daging, saya menjadi buta, melupakan semua pengorbanan yang telah Tuhan berikan, dan kembali menyakiti hati-Nya. Materi, kekasih, dan banyak kesenangan lain yang saya kejar telah membutakan mata rohani saya.

“Ampuni aku ya Tuhan….. ampuni aku…”
Hanya kata ini yang dapat terucap dari mulut saya.
Saya bersyukur Tuhan telah membuka mata rohani saya. Ini adalah tanda Tuhan begitu mengasihi saya walaupun saya telah berulang kali menyakiti-Nya. Allah kita sungguh Allah yang penuh belas kasih.. dulu, sekarang, samapi selamanya tak akan pernah berubah, karena Allah kita adalah Allah yang setia.

Disaat saya menghadapi cobaan, saya akan tahu bahwa itu adalah tanda kasih Tuhan untuk mengingatkan kita, akan kesalahan yang telah kita perbuat. Dalam hal ini perlu adanya kerendahaan hati untuk mengakui kesalahan kita. Coba cek apa yang telah kita perbuat yang tidak berkenan dimata Tuhan…

Beberapa waktu yang lalu saya menanyakan hal yang sama kepada sahabat seiman saya;
“Tuhan begitu baik kepada kita. Berulang-ulang kali kita menyakiti hati-Nya tetapi Tuhan tetap mengampuni dan mengasihi kita.
Tetapi pertanyaannya; sampai kapan kita akan mengulang-ulang kesalahan kita, menyakiti hati Tuhan?” Dan sahabat saya menjawab ; “ cukup sampai saat ini, kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat jangan kita ingat lagi, kita tebus kesalahan kita dengan menyenangkan hati Tuhan. Pikul salib, matikan kedagingan, dan biarkan Roh Allah hidup dalam kita”

Biarlah jawaban dari sahabat saya juga merupakan jawaban dari kita semua. Milikilah kerendahaan hati untuk membuka mata rohani kita, akui segala perbuatan kita yang salah. maka semua yang terselubung akan terungkap. Tuhan tau, Tuhan melihat jauh kedalam hati kita……

Buatlah hari-harimu menyenangkan bagi Tuhan….
Tuhan beserta kita …. Amin !

Pesan khusus:
  • “Ada jalan yang disangka orang lurus, tetapi ujungnya menuju maut.” ( Amsal 14:12 )
  • “Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat.”
    ( 1 Korintus 10:21 )
  • “janganlah kamu sesat : Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”
    ( 1 Korintus 15:33 )
  • “Bukan orang yang berseru kepada-Ku: TUHAN, TUHAN ! akan masuk kedalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang disorga.” ( Matius 7:21 )

Diberkatilah orang yang mau menerima teguran dengan segala kerendahan hati… agar lurus jalan-mu. Berpeganglah dengan teguh kepada Tuhan yang telah banyak berbuat baik pada kita. sadarlah! Akui kesalahan kita dengan rendah hati! Maka doa kita akan didengar… karena tidak ada lagi awan tembaga dan tanah besi yang menghalangi berkat Tuhan dan doa kita kepada Tuhan. Jangan ragu dengan Tuhan Allahmu.. sebab sesungguhnya bukan Tuhan yang mengingkari janji-Nya,… tapi kita sendiri yang memang belum pantas menerima berkat Tuhan…

“Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang.” ( Amsal 23 : 18 )

By jef

Berdoalah Bagi Bangsa...