Sudut Pandang

on Minggu, 14 Juni 2009

Suatu saat ada seorang Ibu yang sedang duduk dan menyulam untuk anaknya. Sementara sang anak bermain dengan mainannya dilantai karpet ruang keluarga itu. Sang anak terus memperhatikan apa yang dilakukan oleh Ibunya, dan si anakpun bertanya; "Ibu sedang apa?" maka Ibu anak itu menjawab dengan lembut; "Ibu sedang menyulam untukmu Nak". Si Anak memperhatikan dari bawah, sulaman Ibunya begitu jelek, namun si anak kembali bermain. Setelah beberapa waktu, anak ini melihat lagi keatas, sulaman Ibunya bertambah buruk, benang hijau melintang kesini, benang merah melintang tidak beraturan dengan benang-benang yang lain.. begitu buruk pikir si anak. Lalu si anak bertanya lagi.. "sebenarnya Ibu menyulam apa sih?" lalu sang Ibu menjawab sambil tersenyum; "sabar ya nak sebentar lagi selesai, Ibu akan menunjukkannya padamu". Si Anak dengan wajah suram melihat dari bawah hasil sulaman Ibunya yang begitu buruk, anak ini berpikir dalam hati 'mengapa Ibunya bersusah payah memberikan sulaman yang begitu jelek itu buat aku?'

Setelah beberapa menit berlalu, sang Ibu berkata; "nah selesai" lalu sang Ibu menggendong anak itu ke pangkuannya. Betapa terkejutnya si anak melihat hasil sulaman yang begitu luar biasa indah. Sang anak terkagum atas hasil karya Ibunya, dalam hati sang anak menyesal sudah menganggap Ibunya memberikan sesuatu yang buruk padanya.
Kesimpulan : terkadang kita sebagai manusia seperti sang anak yang melihat semua hal dari bawah. Kita seringkali kita merasa rajutan tangan Tuhan dalam hidup kita begitu buruk, hal ini karena kita melihatnya dari 'bawah' dan bukan dari sudut pandang Tuhan. Tuhan adalah Allah yang sempurna dan begitu baik dalam semua perbuatanNya. Yang perlu kita lakukan adalah melihat segala hal dari sudut pandang Roh Kudus, bukan dari mata jasmani kita. Maka kita akan menyadari bahwa Tuhan merencanakan hal yang begitu indah dan besar dalam hidup kita. Jika kita tidak belajar untuk melihat hal ini kita akan terus berada dalam cara pandang yang salah dan hidup dalam kekecewaan karena sudut pandang yang keliru. Dan hal ini juga semakin menyakiti hati Tuhan, karena kita tidak mengerti isi hatiNya.

Berdoalah Bagi Bangsa...